5 Agu 2014

Contoh Analisis pasar modal

ANALISIS FUNDAMENTAL, TEKNIKAL, DAN RUMOR TERHADAP SAHAM LQ45
(Studi Kasus: PT Multipolar Tbk)

DISUSUN DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS AKHIR MATA KULIAH TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI


http://ferryts.staff.ugm.ac.id/wp-images/logo%20ugm%20baku.jpg


Dibuat oleh :
Angelica Dwiwahyu GH       (13/359593/PEK/18764)





MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GAJAH MADA
2014

BAB I
PENDAHULUAN
  1. Sejarah Pasar Modal Indonesia
            Pertama kali dibuka pada tahun 1900-an saat Indonesia masih dijajah Belanda. Tahun 1958 pemerintah mendirikan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan PT Dana Reksa pada tahun 1976.  Tanggal 10 Agustus 1977 ditetapkan sebagai tanggal lahirnya Pasar Modal Indonesia. Perkembangan aktivitas Bursa Efek Jakarta dari tahun 1985 hingga tahun 2012 bisa dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini.
Tabel 1.1 Perkembangan Bursa Efek Jakarta
Tahun
Kurs US $
(Rp)
Trading Value
(Miliar Rp)
IHSG
Jumlah Perusahaan yang Listing
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
1.125
1.641
1.650
1.729
1.800
1.901
1.994
2.062
2.110
2.200
2.307
2.382
4.650
8.068
7.100
9.003
10.025
8.905
8.477
9.355
9.570
9.200
9.125
9.666
10.300
9.036
8.700
8.875

3
2
5
31
964
7.311
5.778
7.953
19.086
25.483
32.358
75.730
120.385
99.685
147.880
122.775
109.148
120.763
125.438
247.007
406.006
445.708
1.050.154
1.064.528
975.135
1,176,237
1,223,441
1,116,113
66,53
69,69
82,58
305,12
399,69
417,79
247,39
274,34
588,77
469,64
513,85
637,43
401,71
398,04
676,92
416,32
392,04
424,95
691,90
1.000,23
1.029,61
1.162
1.813
2.745
1.355
2.534
3.703
3.821
24
24
24
24
56
123
139
153
172
217
238
253
282
288
277
287
316
331
333
331
330
344
383
396
398
420
440
459
(IDX, 2010)

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana perkembangan pasar modal mulai dari berdiri sampai dengan saat ini ?
2.      Bagaimana kondisi makro ekonomi secara global dan ekonomi Indonesia ?
3.      Bagaimana Outlook dari perekonomian di Indonesia menurut para ahli?
4.      Bagaimana target ekonomi 2014 dan pengaruhnya terhadap pasar modal?
5.      Bagaimana perbandingan Industri dan sektor perusahaan (analisis fundamental sektor industri dan fundamental mikro perusahaan)?
6.      Bagaimana analisis teknikalnya dan kecendrungan pergerakan harga sahamnya?
7.      Rumor apa saja yang terkait dengan saham pada studi kasus Multipolar Tbk?
C.    TUJUAN
1.      Mengetahui perkembangan pasar modal mulai dari berdiri sampai dengan saat ini.
2.      Mengetahui dan memahami kondisi makro ekonomi secara global dan ekonomi Indonesia yang mempengaruhi harga saham.
3.      Mengetahui Outlook dari perekonomian di Indonesia menurut para ahli.
4.      Mengetahui target ekonomi 2014 dan pengaruhnya terhadap pasar modal dalam prediksi menentukan pergerakan harga saham.
5.      Mengamati dan mengetahui perbandingan sektor Industri dan mengetahui perkembangannya (analisis fundamental sektor industri dan fundamental mikro perusahaan).
6.      Melakukan analisis teknikal dan kecendrungan pergerakan harga sahamnya.
7.      Mengetahui Rumor terkait dengan saham pada studi kasus Multipolar Tbk.
D.    MANFAAT
1.      Memberikan gambaran mengenai perkembangan pasar modal.
2.      Memberikan analisis fundamental dan teknikal sebagai salah satu acuan yang dapat dipakai untuk mengetahui informasi mengenai pergerakan harga saham pada studi kasus Multipolar.
3.      Memberikan gambaran informasi mengenai perbandingan sektor industri dan perkembangannya untuk mengetahui potensi sinyal beli atau jual.
  
BAB II
PEMBAHASAN
A.    ANALISIS FUNDAMENTAL
1.      Analisis Fundamental Makro Ekonomi
Merupakan faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi kondisi pasar modal atau lebih spesifik harga saham. Faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi dan bahkan menentukan arah pasar saham antara lain: ekonomi global, ekonomi indonesia (product domestic bruto, inflasi, suku bunga, nilai tukar, target 2014).
1.1.  Ekonomi Global
Pertumbuhan ekonomi global tahun 2014 diperkirakan akan lebih baik dari pertumbuhan 2013 (lihat Tabel 1.2). Pertumbuhan ekonomi global ini tetap masih terpengaruh oleh faktor risiko. Beberapa faktor risiko yang berpotensi masih mempengaruhi proses pemulihan ekonomi global yaitu masih berkaitan dengan permasalahan ekonomi di Amerika Serikat, kawasan Eropa, dan Cina. Kebijakan konsolidasi fiskal di Amerika Serikat dikhawatirkan nantinya akan menghambat tahap ekspansi ekonomi di Negara tersebut. Faktor risiko disisi lain juga dapat berpotensi mengganggu prospek dan sustainabilitas fiskal negara tersebut dalam jangka menengah. Di kawasan Eropa, faktor risiko berasal dari potensi resesi yang lebih dalam dari yang diperkirakan. Jika dihubungkan dengan krisis kepercayaan yang masih berlanjut, buruknya kondisi keuangan, permintaan yang masih rendah, serta kebijakan fiskal yang ketat. Sementara di Cina, faktor risiko ada tekanan pada pertumbuhan berasal dari tingginya ekspektasi inflasi, kenaikan upah yang dapat berdampak negatif pada kegiatan investasi, serta potensi tekanan kredit.
Tabel 1.2 Ekonomi Global
1.2. Ekonomi Indonesia
1.2.a. Product Domestic Bruto
Tabel 1.3 Produk Domestik Bruto (Dasar Harga Berlaku) menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah), Periode 2011
Lapangan Usaha
Tahun 2011
1
2
3
4
Jlh
1.PERTANIAN, PETERNAKAN,KEHUTANAN,PERIKANAN  
272 238.50  
277 718.00  
299 292.20  
242 198.40  
1 091 447.10  
a. Tanaman Bahan Makanan   
151 703.40  
135 417.60  
141 557.20  
101 289.60  
529 967.80  
b. Tanaman Perkebunan   
26 818.90  
41 951.40  
51 317.40  
33 621.60  
153 709.30  
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya   
30 794.70  
30 908.10  
32 738.60  
34 856.30  
129 297.70  
d. Kehutanan   
10 639.40  
13 415.50  
13 922.10  
13 804.30  
51 781.30  
e. Perikanan   
52 282.10  
56 025.40  
59 756.90  
58 626.60  
226 691.00  
2.PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


208 901.40  
210 475.10  
221 821.90  
235 785.40  
876 983.80  
a. Minyak dan Gas Bumi   
88 625.70  
93 909.20  
96 552.70  
91 135.30  
370 222.90
  
b. Pertambangan Bukan Migas   
95 040.60  
89 838.90  
97 390.20  
115 359.40  
397 629.10  
c. Penggalian   
25 235.10  
26 727.00  
27 879.00  
29 290.70  
109 131.80  
3.INDUSTRI PENGOLAHAN   
423 502.30  
447 513.20  
464 475.10  
470 649.90  
1 806 140.50  
a. Industri Migas   
58 449.40  
66 700.60  
66 705.10  
61 223.50  
253 078.60  
1) Pengilangan Minyak Bumi   
31 961.30  
34 435.60  
32 887.70  
32 197.70  
131 482.30  
2) Gas Alam Cair   
26 488.10  
32 265.00  
33 817.40  
29 025.80  
121 596.30  
b. Industri bukan Migas   
365 052.90  
380 812.60  
397 770.00  
409 426.40  
1 553 061.90  
1) Makanan, Minuman dan Tembakau   
123 100.90  
132 251.80  
140 913.10  
150 486.20  
546 752.00  
2) Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki   
34 500.20  
35 289.20  
36 434.80  
37 161.00  
143 385.20  
3) Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya   
20 733.30  
20 954.10  
21 384.20  
21 409.80  
84 481.40  
4) Kertas dan Barang Cetakan   
17 238.30  
17 497.40  
17 082.10  
17 521.80  
69 339.60  
5) Pupuk, Kimia & Barang dari Karet   
44 420.60  
48 353.20  
48 385.70  
48 540.50  
189 700.00  
6) Semen & Barang Galian bukan Logam   
11 901.50  
12 433.80  
12 791.90  
13 663.30  
50 790.50  
7) Logam Dasar Besi & Baja   
7 581.90  
7 740.60  
7 642.20  
8 136.40  
31 101.10  
8) Alat Angkutan, Mesin & Peralatannya   
102 880.70  
103 349.50  
110 169.30  
109 834.20  
426 233.70  
9) Barang lainnya   
2 695.50  
2 943.00  
2 966.70  
2 673.20  
11 278.40  
4.LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH   
13 139.60  
13 755.10  
14 299.70  
14 687.90  
55 882.30  
a. Listrik   
8 233.50  
8 781.00  
9 123.30  
9 305.30  
35 443.10  
b. Gas Kota   
3 536.10  
3 593.00  
3 763.00  
3 941.80  
14 833.90  
c. Air Bersih   
1 370.00  
1 381.10  
1 413.40  
1 440.80  
5 605.30  
5.KONSTRUKSI   
173 052.80  
183 336.10  
194 070.20  
203 095.50  
753 554.60  
6.PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN   
237 658.50  
251 946.40  
264 605.90  
269 514.00  
1 023 724.80  
a. Perdagangan Besar dan Eceran   
190 332.70  
203 532.10  
214 923.90  
218 667.80  
827 456.50  
b. Hotel   
6 000.80  
6 428.00  
6 777.80  
7 353.90  
26 560.50  
c. Restoran   
41 325.00  
41 986.30  
42 904.20  
43 492.30  
169 707.80  
7.PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI   
117 107.70  
119 525.10  
125 490.60  
129 163.60  
491 287.00  
a. Pengangkutan   
60 197.10  
61 895.70  
65 440.40  
66 991.00  
254 524.20  
1) Angkutan Rel   
576.10  
609.10  
591.60  
590.30  
2 367.10  
2) Angkutan Jalan Raya   
33 966.10  
34 341.30  
35 941.00  
36 355.20  
140 603.60  
3) Angkutan Laut   
4 561.90  
4 631.00  
4 723.90  
4 673.10  
18 589.90  
4) Angkutan Sungai, Danau & Penyebrangan   
1 778.50  
1 795.30  
1 942.70  
2 129.70  
7 646.20  
5) Angkutan Udara   
10 062.60  
10 951.40  
12 401.00  
13 286.80  
46 701.80  
6) Jasa Penunjang Angkutan   
9 251.90  
9 567.60  
9 840.20  
9 955.90  
38 615.60  
b. Komunikasi   
56 910.60  
57 629.40  
60 050.20  
62 172.60  
236 762.80  
8.KEUANGAN, REAL ESTAT & JASA PERUSAHAAN   
128 732.00  
131 353.10  
136 020.80  
139 047.00  
535 152.90  
a. Bank   
40 403.50  
40 854.10  
42 342.10  
42 890.10  
166 489.80  
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank   
16 800.20  
17 229.40  
17 957.00  
18 589.80  
70 576.40  
c. Jasa Penunjang Keuangan   
959.90  
1 013.80  
1 039.70  
1 062.40  
4 075.80  
d. Real Estate   
46 138.70  
47 293.20  
48 686.40  
49 810.20  
191 928.50  
e. Jasa Perusahaan   
24 429.70  
24 962.60  
25 995.60  
26 694.50  
102 082.40  
9.JASA - JASA   
175 054.10  
186 851.20  
208 929.80  
214 179.00  
785 014.10  
a. Pemerintahan Umum   
92 029.80  
101 741.00  
118 927.30  
120 672.80  
433 370.90  
1) Adm. Pemerintahan & Pertahanan   
56 435.20  
62 363.70  
73 218.30  
74 392.90  
266 410.10  
2) Jasa Pemerintahan Lainnya   
35 594.60  
39 377.30  
45 709.00  
46 279.90  
166 960.80  
b. Swasta   
83 024.30  
85 110.20  
90 002.50  
93 506.20  
351 643.20  
1) Sosial Kemasyarakatan   
31 388.00  
32 136.70  
35 321.70  
36 338.50  
135 184.90  
2) Hiburan dan Rekreasi   
4 887.70  
5 015.00  
5 160.90  
5 392.10  
20 455.70  
3) Perorangan dan Rumah Tangga   
46 748.60  
47 958.50  
49 519.90  
51 775.60  
196 002.60  
PDB

   
1 749 386.90  
1 822 473.30  
1 929 006.20  
1 918 320.70  
7 419 187.10  
PDB Tanpa Migas   
1 602 311.80  
1 661 863.50  
1 765 748.40  
1 765 961.90  
6 795 885.60 
PDB Tanpa Migas   
1 808 733.80  
1 885 073.90  
1 958 773.20  
1 935 741.60  
7 588 322.50  
(Berita Resmi Statistik, 2012)
  
Tabel 1.4 Produk Domestik Bruto (Dasar Harga Berlaku) menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah), Periode 2012
Lapangan Usaha
Tahun 2012 (*)

1
2
3
4
Jlh

1.PERTANIAN, PETERNAKAN,KEHUTANAN,PERIKANAN  
301 058.20  
305 214.50  
328 968.20  
258 212.00  
1 193 452.90  

a. Tanaman Bahan Makanan   
166 770.60  
149 297.20  
156 200.40  
102 648.10  
574 916.30  

b. Tanaman Perkebunan   
29 232.40  
44 372.00  
54 323.50  
34 614.70  
162 542.60  

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya   
34 766.00  
35 432.80  
37 007.40  
38 513.80  
145 720.00  

d. Kehutanan   
11 650.40  
14 011.70  
14 297.80  
14 946.60  
54 906.50  

e. Perikanan   
58 638.80  
62 100.80  
67 139.10  
67 488.80  
255 367.50  

2.PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN   
250 160.80  
246 345.40  
238 631.40  
235 686.20  
970 823.80  

a. Minyak dan Gas Bumi   
100 013.20  
97 688.10  
94 316.20  
94 542.70  
386 560.20  

b. Pertambangan Bukan Migas   
121 463.90  
118 424.80  
112 430.20  
107 697.50  
460 016.40  

c. Penggalian   
28 683.70  
30 232.50  
31 885.00  
33 446.00  
124 247.20  

3.INDUSTRI PENGOLAHAN   
467 196.60  
484 349.60  
506 079.50  
514 897.90  
1 972 523.60  

a. Industri Migas   
64 191.70  
64 985.80  
63 284.40  
62 094.80  
254 556.70  

1) Pengilangan Minyak Bumi   
32 793.20  
32 774.40  
32 269.20  
32 436.80  
130 273.60  

2) Gas Alam Cair   
31 398.50  
32 211.40  
31 015.20  
29 658.00  
124 283.10  

b. Industri bukan Migas   
403 004.90  
419 363.80  
442 795.10  
452 803.10  
1 717 966.90  

1) Makanan, Minuman dan Tembakau   
140 737.30  
149 973.20  
164 500.70  
167 983.40  
623 194.60  

2) Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki   
37 105.20  
38 646.50  
39 934.10  
40 948.30  
156 634.10  

3) Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya   
21 575.10  
20 091.60  
21 550.70  
22 278.00  
85 495.40  

4) Kertas dan Barang Cetakan   
17 276.50  
16 360.80  
16 226.30  
17 245.90  
67 109.50  

5) Pupuk, Kimia & Barang dari Karet   
50 397.10  
51 518.00  
56 920.60  
58 028.10  
216 863.80  

6) Semen & Barang Galian bukan Logam   
13 492.80  
14 450.40  
15 036.00  
15 017.10  
57 996.30  

7) Logam Dasar Besi & Baja   
8 150.50  
8 006.20  
8 505.20  
8 550.80  
33 212.70  

8) Alat Angkutan, Mesin & Peralatannya   
111 335.50  
117 463.10  
117 157.30  
119 933.20  
465 889.10  

9) Barang lainnya   
2 934.90  
2 854.00  
2 964.20  
2 818.30  
11 571.40  

4.LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH   
14 681.20  
15 461.10  
15 746.60  
16 345.70  
62 234.60  

a. Listrik   
9 227.30  
9 822.30  
9 888.10  
10 402.90  
39 340.60  

b. Gas Kota   
3 979.90  
4 149.80  
4 352.30  
4 424.70  
16 906.70  

c. Air Bersih   
1 474.00  
1 489.00  
1 506.20  
1 518.10  
5 987.30  

5.KONSTRUKSI   
195 575.60  
206 478.00  
216 950.70  
225 086.60  
844 090.90  

6.PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN   
268 417.40  
283 600.50  
293 499.40  
303 173.30  
1 148 690.60  

a. Perdagangan Besar dan Eceran   
216 292.50  
230 039.60  
237 959.30  
245 417.00  
929 708.40  

b. Hotel   
7 426.80  
7 948.30  
8 031.00  
8 807.80  
32 213.90  

c. Restoran   
44 698.10  
45 612.60  
47 509.10  
48 948.50  
186 768.30  

7.PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI   
129 984.00  
132 597.00  
141 694.10  
144 830.30  
549 105.40  

a. Pengangkutan   
67 065.10  
68 742.30  
75 101.30  
76 437.40  
287 346.10  

1) Angkutan Rel   
586.80  
601.60  
643.10  
646.80  
2 478.30  

2) Angkutan Jalan Raya   
36 526.70  
36 781.10  
39 468.10  
39 772.30  
152 548.20  

3) Angkutan Laut   
4 754.30  
4 978.90  
5 040.00  
4 888.60  
19 661.80  

4) Angkutan Sungai, Danau & Penyebrangan   
2 091.50  
2 105.40  
2 269.60  
2 299.20  
8 765.70  

5) Angkutan Udara   
13 049.80  
13 945.20  
16 991.80  
18 166.50  
62 153.30  

6) Jasa Penunjang Angkutan   
10 056.00  
10 330.10  
10 688.70  
10 664.00  
41 738.80  

b. Komunikasi   
62 918.90  
63 854.70  
66 592.80  
68 392.90  
261 759.30  

8.KEUANGAN, REAL ESTAT & JASA PERUSAHAAN   
143 554.80  
146 768.50  
152 636.80  
155 563.10  
598 523.20  

a. Bank   
45 528.80  
47 193.70  
48 873.30  
49 499.20  
191 095.00  

b. Lembaga Keuangan Bukan Bank   
19 313.80  
19 352.40  
20 422.40  
20 808.40  
79 897.00  

c. Jasa Penunjang Keuangan   
1 102.10  
1 129.20  
1 168.20  
1 182.70  
4 582.20  

d. Real Estate   
50 429.70  
51 285.20  
53 256.70  
54 550.20  
209 521.80  

e. Jasa Perusahaan   
27 180.40  
27 808.00  
28 916.20  
29 522.60  
113 427.20  

9.JASA - JASA   
202 310.10  
226 933.20  
222 167.10  
238 584.00  
889 994.40  

a. Pemerintahan Umum   
105 925.30  
128 936.10  
118 476.90  
132 976.90  
486 315.20  

1) Adm. Pemerintahan & Pertahanan   
65 346.80  
79 307.60  
73 354.20  
82 511.80  
300 520.40  

2) Jasa Pemerintahan Lainnya   
40 578.50  
49 628.50  
45 122.70  
50 465.10  
185 794.80  

b. Swasta   
96 384.80  
97 997.10  
103 690.20  
105 607.10  
403 679.20  

1) Sosial Kemasyarakatan   
37 621.60  
38 080.90  
41 420.40  
42 160.20  
159 283.10  

2) Hiburan dan Rekreasi   
5 560.00  
5 662.30  
5 864.10  
5 971.70  
23 058.10  

3) Perorangan dan Rumah Tangga   
53 203.20  
54 253.90  
56 405.70  
57 475.20  
221 338.00  

PDB   
1 972 938.70  
2 047 747.80  
2 116 373.80  
2 092 379.10  
8 229 439.40  

(Berita Resmi Statistik, 2012)
Dari tabel 1.3 dan tabel 1.4 diatas Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 telah tumbuh sebesar 6,23% (persen) dibandingkan dengan tahun 2011. Pertumbuhan tersebut terjadi pada semua sektor ekonomi yaitu dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 9,98% (persen) dan terendah di Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,49% (persen). Sementara, PDB Tanpa Migas tahun 2012 tumbuh 6,81% (persen).
Melalui data tabel 1.3 dan tabel 1.4 diatas dan penjelasan singkat pertumbuhan yang terjadi di sektor komunikasi, Perusahaan Multipolar Tbk yang bergerak dibidang Teknologi Informasi sebagai perusahaan Teknologi Informasi pertama yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan memperoleh sertifikasi ISO 9001 dalam bidang perangkat keras, perangkat lunak, jasa profesional lainnya, dan juga fokus dalam bisnis industri ritel melalui kepemilikannya pada PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dan Robbinz Department Store (RDS) di Cina.
Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 mencapai Rp33,3 juta (US$3.562,6), meningkat dibandingkan PDB per kapita pada tahun 2011 yang mencapai Rp30,4 juta (US$3.498,2).
   
Tabel 1.5 PDB (Dasar Harga Konstan) menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah), Periode  2013 – 2014 Kuartal 1

Lapangan Usaha
Tahun 2013 (**)
Tahun 2014 (**)
1
2
3
4
Jlh
1
1.PERTANIAN, PETERNAKAN,KEHUTANAN,PERIKANAN  
85 868.00  
88 041.60  
93 690.30  
72 290.30  
339 890.20  
88 702.80  
a. Tanaman Bahan Makanan   
47 069.60  
42 497.30  
44 445.60  
27 957.00  
161 969.50  
47 514.10  
b. Tanaman Perkebunan   
9 854.30  
15 017.30  
18 004.60  
12 026.80  
54 903.00  
10 686.50  
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya   
10 568.50  
10 727.60  
11 055.60  
11 562.30  
43 914.00  
11 064.10  
d. Kehutanan   
3 793.90  
4 475.70  
4 543.90  
4 629.00  
17 442.50  
3 843.80  
e. Perikanan   
14 581.70  
15 323.70  
15 640.60  
16 115.20  
61 661.20  
15 594.30  
2.PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN   
48 414.50  
48 113.20  
49 167.10  
50 013.70  
195 708.50  
48 230.60  
a. Minyak dan Gas Bumi   
22 144.90  
22 137.20  
22 271.60  
22 188.00  
88 741.70  
21 670.70  
b. Pertambangan Bukan Migas   
19 780.30  
19 218.00  
19 903.70  
20 568.00  
79 470.00  
19 648.00  
c. Penggalian   
6 489.30  
6 758.00  
6 991.80  
7 257.70  
27 496.80  
6 911.90  
3.INDUSTRI PENGOLAHAN   
169 986.40  
174 717.80  
179 826.90  
182 926.70  
707 457.80  
178 751.50  
a. Industri Migas   
11 153.90  
11 100.30  
11 088.10  
11 285.10  
44 627.40  
11 081.10  
1) Pengilangan Minyak Bumi   
5 190.50  
5 344.80  
5 337.80  
5 389.50  
21 262.60  
5 382.70  
2) Gas Alam Cair   
5 963.40  
5 755.50  
5 750.30  
5 895.60  
23 364.80  
5 698.40  
b. Industri bukan Migas   
158 832.50  
163 617.50  
168 738.80  
171 641.60  
662 830.40  
167 670.40  
1) Makanan, Minuman dan Tembakau   
44 266.80  
46 861.40  
50 620.40  
52 314.40  
194 063.00  
48 457.00  
2) Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki   
14 910.40  
15 584.00  
15 719.80  
15 862.50  
62 076.70  
15 465.60  
3) Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya   
4 958.80  
4 938.20  
5 001.80  
5 082.00  
19 980.80  
5 215.10  
4) Kertas dan Barang Cetakan   
7 151.90  
7 050.50  
6 857.20  
6 726.50  
27 786.10  
7 174.20  
5) Pupuk, Kimia & Barang dari Karet   
21 948.70  
20 957.30  
21 174.30  
21 369.00  
85 449.30  
21 933.60  
6) Semen & Barang Galian bukan Logam   
4 638.20  
4 732.40  
4 981.20  
4 994.70  
19 346.50  
4 820.50  
7) Logam Dasar Besi & Baja   
2 528.10  
2 540.50  
2 482.20  
2 540.30  
10 091.10  
2 535.80  
8) Alat Angkutan, Mesin & Peralatannya   

57 509.00  
59 981.00  
60 872.30  
61 669.30  
240 031.60  
60 979.10  
9) Barang lainnya   
920.60  
972.20  
1 029.60  
1 082.90  
4 005.30  
1 089.50  
4.LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH   
5 161.60  
5 215.40  
5 251.90  
5 572.10  
21 201.00  
5 498.20  
a. Listrik   
3 357.40  
3 419.10  
3 503.10  
3 672.80  
13 952.40  
3 612.90  
b. Gas Kota   
1 188.80  
1 178.40  
1 123.40  
1 273.10  
4 763.70  
1 255.90  
c. Air bersih   
615.40  
617.90  
625.40  
626.20  
2 484.90  
629.40  
5.KONSTRUKSI   
42 940.70  
44 707.40  
46 205.70  
48 264.10  
182 117.90  
45 750.20  
6.PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN   
119 741.40  
125 061.20  
127 262.20  
129 093.60  
501 158.40  
125 238.40  
a. Perdagangan Besar dan Eceran   
99 790.10  
104 795.10  
106 724.20  
108 148.60  
419 458.00  
104 006.30  
b. Hotel   
5 031.20  
5 300.10  
5 349.00  
5 552.10  
21 232.40  
5 490.50  
c. Restoran   
14 920.10  
14 966.00  
15 189.00  
15 392.90  
60 468.00  
15 741.60  
7.PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI   
69 851.20  
72 032.20  
74 390.70  
76 147.40  
292 421.50  
76 996.40  
a. Pengangkutan   
24 942.20  
25 929.30  
26 726.90  
27 189.30  
104 787.70  
26 996.80  
1) Angkutan Rel   
174.50  
190.20  
196.70  
204.30  
765.70  
207.70  
2) Angkutan Jalan Raya   
10 711.00  
10 844.90  
11 298.00  
11 428.70  
44 282.60  
11 540.60  
3) Angkutan Laut   
2 348.80  
2 537.60  
2 613.30  
2 629.20  
10 128.90  
2 664.10  
4) Angkutan Sungai, Danau & Penyebrangan   
833.60  
851.10  
908.90  
924.50  
3 518.10  
897.20  
5) Angkutan Udara   
5 392.40  
5 690.70  
5 704.90  
5 913.30  
22 701.30  
5 616.80  
6) Jasa Penunjang Angkutan   
5 481.90  
5 814.80  
6 005.10  
6 089.30  
23 391.10  
6 070.40  
b. Komunikasi   
44 909.00  
46 102.90  
47 663.80  
48 958.10  
187 633.80  
49 999.60  
8.KEUANGAN, REAL ESTAT & JASA PERUSAHAAN   
66 614.50  
67 480.90  
68 854.60  
69 201.90  
272 151.90  
70 716.80  
a. Bank   
27 880.10  
28 234.00  
28 919.80  
28 949.70  
113 983.60  
29 430.90  
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank   
5 802.90  
5 888.30  
6 010.80  
6 078.50  
23 780.50  
6 221.10  
c. Jasa Penunjang Keuangan   
449.50  
454.60  
454.50  
458.70  
1 817.30  
462.70  
d. Real Estate   
19 807.30  
20 044.10  
20 312.80  
20 520.50  
80 684.70  
20 783.00  
e. Jasa Perusahaan   
12 674.70  
12 859.90  
13 156.70  
13 194.50  
51 885.80  
13 819.10  
9.JASA - JASA   
63 015.10  
63 494.40  
65 335.10  
66 393.30  
258 237.90  
66 674.50  
a. Pemerintahan Umum   
24 694.60  
24 754.70  
25 593.10  
25 989.40  
101 031.80  
24 964.70  
1) Adm. Pemerintahan & Pertahanan   
15 509.70  
15 537.50  
16 054.80  
16 305.20  
63 407.20  
15 672.90  
2) Jasa Pemerintahan Lainnya   
9 184.90  
9 217.20  
9 538.30  
9 684.20  
37 624.60  
9 291.80  
b. Swasta   
38 320.50  
38 739.70  
39 742.00  
40 403.90  
157 206.10  
41 709.80  
1) Sosial Kemasyarakatan   
9 502.50  
9 574.60  
9 850.00  
9 971.10  
38 898.20  
10 224.00  
2) Hiburan dan Rekreasi   
2 958.90  
3 014.60  
3 101.70  
3 162.30  
12 237.50  
3 250.80  
3) Perorangan dan Rumah Tangga   
25 859.10  
26 150.50  
26 790.30  
27 270.50  
106 070.40  
28 235.00  
PDB   
671 593.40  
688 864.10  
709 984.50  
699 903.10  
2 770 345.10  
706 559.40  
PDB Tanpa Migas   
638 294.60  
655 626.60  
676 624.80  
666 430.00  
2 636 976.00  
673 807.60  
(Berita Resmi Statistik, 2012)
Data dari tabel 1.5 diatas diperoleh gambaran pertumbuhan ekonomi di Indonesia untuk tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78% (persen). Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor Pengangkutan dan komunikasi sebesar 10,19% dan yang terendah di sektor pertambangan dan penggalian sebesar 1,34%.
Data tabel 1.5 juga menggambarkan PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 mencapai Rp36,5 juta, meningkat dibandingkan PDB per kapita pada tahun 2012 yang mencapai Rp33,5 juta.
1.2.b Inflasi
Tabel 1.6 Inflasi dan IHK INDONESIA Tahun 2011 - 2014 (Bulanan)
Bulan
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
IHK
Inflasi
IHK
Inflasi
IHK
Inflasi
IHK
Inflasi
Jan
126.3
0.89
130.9
0.76
136.9
1.03
111
1.07
Feb
126.5
0.13
131
0.05
137.9
0.75
111.3
0.26
Mar
126.1
-0.32
131.1
0.07
138.8
0.63
111.4
0.08
Apr
125.7
-0.31
131.3
0.21
138.6
-0.1
111.4
-0.02
Mei
125.8
0.12
131.4
0.07
138.6
-0.03
111.5
0.16
Jun
126.5
0.55
132.2
0.62
140
1.03
N.A
N.A
Jul
127.4
0.67
133.2
0.7
144.6
3.29
N.A
N.A
Agt
128.5
0.93
134.4
0.95
146.3
1.12
N.A
N.A
Sep
128.9
0.27
134.5
0.01
145.7
-0.35
N.A
N.A
Okt
128.7
-0.12
134.7
0.16
145.9
0.09
N.A
N.A
Nov
129.2
0.34
134.8
0.07
146
0.12
N.A
N.A
Des
129.9
0.57
135.5
0.54
146.8
0.55
N.A
N.A
Tahunan
3.79
4.3
8.38

(Statistik Indonesia, 2012)
Tingkat inflasi juga cukup berpengaruh pada harga saham hubungannya berbanding terbalik. Harga saham akan naik jika inflasi rendah, dan sebaliknya harga saham cenderung turun saat inflasi tinggi. Dari tahun ke tahun inflasi meningkat terutama pada tahun 2013 mencapai 8,38% dari 4,3% pada tahun sebelumnya (2012) sehingga harga saham di tahun 2013 mengalami penurunan. Pada periode januari sampai dengan Mei 2014 mengalami penurunan inflasi sebesar -11,693% (hasil perhitungan diperoleh dari Inflasi bulan selanjutnya dikurang inflasi bulan sebelumnya dibagi inflasi bulan sebelumnya, dan untuk seterusnya, kemudian total dari perhitungan inflasi tersebut dibagi 5 karena 5 bulan). Maka dari penurunan ini memungkinkan penurunan harga saham pada bulan january sampai dengan Mei 2014.
1.2.c Suku Bunga
Tabel 1.7 Suku Bunga Periode 2011 - 2014
PRIODE 2011
BI RATE
PRIODE 2012
BI RATE
PRIODE 2013
BI RATE
PRIODE 2014
BI RATE
Januari
6,50
Januari
6,00
Januari
5,75
Januari
7,50
Februari
6,75
Februari
5,75
Februari
5,75
Februari
7,50
Maret
6,75
Maret
5,75
Maret
5,75
Maret
7,50
April
6,75
April
5,75
April
5,75
April
7,50
Mei
6,75
Mei
5,75
Mei
5,75
Juni
6,75
Juni
5,75
Juni
6,00
Juli
6,75
Juli
5,75
Juli
6,50
Agustus
6,75
Agustus
5,75
Agustus
7,00
September
6,75
September
5,75
September
7,25
Oktober
6,50
Oktober
5,75
Oktober
7,25
November
6,00
November
5,75
November
7,50
Desember
6,00
Desember
5,75
Desember
7,50

Tingkat suku bunga merupakan salah satu acuan kondisi ekonomi, dimana tingkat suku bunga yang tinggi akan menghambat bergeraknya sektor riil, sebaliknya sektor riil akan bergairah saat suku bunga rendah.  Dapat dilihat tingkat suku bunga setiap tahunnya berfluktuasi akan tetapi, tingkat suku bunga tertinggi terjadi di periode tahun 2014 (Januari sampai dengan April). Terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi sektor riil, seperti kebijakan fiskal, insentif pajak, stabilitas politik, kemanan, infrastruktur, dan lain-lain. Pada tahun 2014 kenaikan tingkat suku bunga akan berpengaruh dalam menyerap likuiditas di pasar yang menyebabkan penurunan harga saham karena banyak pelaku pasar menjual sahamnya.

1.2.d Nilai Tukar
Tabel 1.8 Kurs
Periode
Nilai dari USD 1 dalam Rupiah
2014
11713.56
2013
10451.37
2012
9380.39
2011
8779.49
(Kalkulator Kurs Bank Sentral Republik Indonesia, 2013)
Penguatan nilai mata uang utama akan mendorong investor besar untuk mengalihkan investasinya ke mata uang tersebut yang pada akhirnya mendorong penjualan saham sehingga harga saham turun.  Pelemahan nilai Rupiah secara umum juga mengurangi optimisme pelaku pasar sehingga melemahkan gairah pasar saham. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai tukar (kurs tengah) tiap tahun mengalami kenaikan maka hal ini mengindikasikan adanya dorongan penjualan saham yang menyebabkan harga saham mengalami penurunan.
1.2.e. Siklus Bisnis
Gambar 1.1 Grafik Siklus Bisnis
gambar_19
(Sumber: Gama Leading Economic)
Prediksi kinerja ekonomi Indonesia di tahun 2013 yang merupakan tahun politik bagi Indonesia, membentuk pola grafik menggambarkan penurunan di indikasikan bahwa hal itu akan dipengaruhi oleh prosesi politik ditanah air, karena para pejabat konsentrasinya terfokus pada politik dan dalam menjalankan tugasnya akan terganggu sehingga efektivitas kebijakan ekonomi akan berkurang.
Selanjutnya Perkiraan pertumbuhan PDB untuk tahun 2013 dan 2014 masing-masing sebesar 6,32% dan 6,3% (Hasil survey Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM ) kondisi ini merupakan fluktuatif yang terjadi selama tahun 2013. Tahun 2014 Regulator mempersiapkan perekonomian di ASEAN dimana regulator membentuk persiapan untuk menghadapi AFTA (kawasan bebas perdagangan) di tahun 2015 kedepannya dengan Pemerintah meningkatkan siklus bisnis dengan menggolongkan keadaan ekonomi pada masa sulit (depresi), kemudian mempersiapkan peluang-peluang usaha dalam menghadapi persiapan AFTA tersebut.
1.3 Pernyataan/release dari pejabat/lembaga berwenang
Pernyataan dari pejabat/ lembaga berwenang sangat penting bagi investor terkait dengan kebijakan ekonomi, moneter/langsung terkait dengan sektor riil bisa sangat mempengaruhi arah pergerakan harga saham. Maka berikut dijabarkan pernyataan para ahli (pejabat/lembaga berwenang) :
1.      Menurut Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs, dalam siaran pers tertanggal 10/1/2014 :
diperkirakan akan lebih baik mendekati batas bawah kisaran 5,8%-6,2% karena dipicu dengan perbaikan ekonomi global”.

Melalui persiapan AFTA tahun 2015 akan diadakan perbaikan perbaikan dan rekomendasi yang didiskusikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat dilihat dalam Road map Good Corporate Governance.
2.      Melalui berita Metrotvnews.com yang menulis :
Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2014 akan mencapai 6% (persen), lebih agresif dibandingkan tahun ini yang diperkirakan hanya mencapai 5,5%-5,8% (persen). Pemilihan Umum akan turut mendorong pertumbuhan tersebut.
(Neraca co.id, 2014)

3.      Menurut pengamat ekonomi Gubernur Bank Sentral Indonesia (Agus Martowardojo):
"Kalau kita ketahui Indonesia tahun depan Pemilu, biasanya pertumbuhan ekonomi di dalam negeri bisa tambah sekitar 0,2-0,3%," di Jakarta, Jumat (4/10).
(Bayuarda Properties Prediksi Perekonomian Global di tahun 2014, 2011)
4.      Menurut pengamat ekonomi  Badan Anggaran DPR RI di Jakarta (Hendri Saparini ):
Pertumbuhan ekonomi 2014 tidak akan jauh dari pertumbuhan ekonomi 2013, sekitar enam persen,".
(Pengamat prediksi pertumbuhan, 2012-2014)

Faktor lain yang mempengaruhi kondisi perekonomian adalah kondisi eksternal di Indonesia pada tahun 2014 sebagai negara tujuan ekspor yang melakukan perbaikan sehingga terdapat peluang untuk meningkatkan kembali ekspor. 
1.4 Target 2014
Prospek di tahun 2014, perekonomian nasional diharapkan dapat tumbuh lebih baik dari tahun 2013. Perekonomian global diperkirakan akan semakin membaik, diikuti oleh meningkatnya volume perdagangan dunia. Kondisi ini mendorong peningkatan aktivitas perekonomian nasional terutama dari sisi ekspor dan impor untuk memenuhi peningkatan permintaan dunia. Permintaan domestik juga diharapkan masih tetap menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia, didukung oleh meningkatnya daya beli riil masyarakat, karena stabilnya laju inflasi dan meningkatnya aktivitas ekonomi terkait penyelenggaraan pemilu pada tahun 2014.
Gambar 1.2 Diagram Pertumbuhan ekonomi

2.      Analisis Fundamental Industri
Gambar 1.3 Perkiraan Pertumbuhan Industri
Kinerja produksi semua sektor pada tahun 2014 diperkirakan tetap meningkat atau tumbuh positif. Sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor pengangkutan dan komunikasi, masih menjadi mesin pendorong pertumbuhan PDB. Sektor pertanian pada tahun 2014 diperkirakan tumbuh sebesar 3,5 persen (lihat Gambar 1.3). Pendorong utama diperkirakan adalah subsektor tanaman bahan makanan, subsector perikanan, subsektor perkebunan, dan subsektor peternakan. Untuk mencapai pertumbuhan sektor pertanian, beberapa kebijakan dalam pembangunan bidang pangan dan pertanian adalah:
1)      peningkatan produksi padi (terutama dalam mencapai surplus beras 10 juta ton), peningkatan produksi jagung, kedelai, dan gula melalui perluasan areal dan peningkatan produktivitas, penyediaan benih unggul dan pupuk, dukungan penelitian, pengembangan, dan penyuluhan pertanian, serta pengendalian penyakit dan hama tanaman;
2)       peningkatan dan rehabilitasi irigasi untuk meningkatkan layanan jaringan irigasi;
3)      peningkatan produksi perikanan terutama dari perikanan budidaya, selain dari perikanan tangkap melalui pengembangan jaringan tambak, pengembangan benih, perluasan areal budidaya ikan, serta pembangunan pelabuhan perikanan;
4)      peningkatan produksi perkebunan terutama dari komoditas sawit, karet, tebu, dan kakao;
5)      peningkatan produksi peternakan terutama dari komoditas daging sapi melalui program swasembada daging sapi dan kerbau, dan peningkatan produksi daging unggas.
Pada tahun 2014, sektor industri pengolahan diperkirakan tumbuh 6,4% (persen), dengan industri nonmigas sebagai sumber utama pertumbuhan. Pertumbuhan sektor industri pengolahan diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan program akselerasi dan revitalisasi industri. Program akselerasi industri antara lain dilakukan melalui usaha menumbuhkembangkan industri pengolahan hasil tambang, industri pengolahan hasil pertanian, industri padat karya dan penyedia kebutuhan dalam negeri, serta industri kecil menengah (IKM) yang kuat, sehat, dan mandiri. Kebijakan revitalisasi industri pengolahan akan diarahkan untuk meningkatkan pembangunan industri di berbagai koridor ekonomi, antara lain:
a)      industri material dasar logam;
b)      industri tekstil dan aneka;
c)       industri hasil hutan dan perkebunan;
d)      Industry makanan, hasil laut, dan perikanan;
e)      industri alat transportasi darat;
f)       penguatan riset dan standarisasi bidang industri; dan
g)      penyebaran dan penumbuhan industri kecil dan menengah.
Ke depan, industri pengolahan juga diperkirakan masih menjadi kontributor terkuat bagi pertumbuhan. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada tahun 2014 diperkirakan tumbuh relative stabil sekitar 8,1% (persen). Perkiraan ini didasari atas membaiknya permintaan domestik dan terjaganya daya beli masyarakat sehingga mampu menjadi pendorong tumbuhnya sektor ini. Kebijakan pemerintah diarahkan pada peningkatan daya beli masyarakat yang didukung oleh iklim persaingan usaha dan perlindungan konsumen yang lebih baik dan peningkatan ekspor.
Dalam hal ini, strategi yang dilakukan untuk mendukung kebijakan tersebut di antaranya
adalah:
a)      meningkatkan arus perdagangan antar wilayah untuk membantu pengurangan
kesenjangan antar wilayah, antara lain melalui penguatan rantai pasokan dan ketersediaan barang domestik;
b)      melanjutkan penatausahaan perdagangan dan pengembangan usaha baru, yang mencakup penatausahaan ritel modern dan bisnis waralaba, serta pengembangan usaha
dagang kecil dan menengah;  mendorong penggunaan produk dalam negeri;
c)      melanjutkan upaya perlindungan konsumen terutama dengan penerapan aturan standar, pengukuran, dan kualitas barang beredar;
d)     menekan perilaku usaha anti persaingan terutama sektor komoditas pangan, antara lain melalui peningkatan pengawasan terhadap pelaku usaha baik melalui upaya pencegahan atau penegakan hukum yang akan berdampak langsung terhadap kesejahteraan  masyarakat umum dan petani, maupun peningkatan harmonisasi kebijakan seperti melalui penerapan manual kebijakan persaingan (competition checklist) dalam rangka mencegah diberlakukannya kebijakan yang memfasilitasi perilaku anti persaingan; dan
e)      meningkatkan kapasitas eksportir dan calon eksportir melalui pelatihan dan fasilitasi
pembiayaan ekspor. Peran sektor ini diperkirakan semakin kuat mengimbangi kontribusi sector industri pengolahan.
Gambar 1.4 Perbandingan Sektor
Gambar 1.4 merupakan perbandingan sektor (reuters, 2014) laju pertumbuhan sektor energi dan utilities pada periode januari sampai dengan juni tahun 2014 (enam bulan) diperkirakan masih menjadi yang tertinggi di antara sektor lainnya, yaitu mencapai 20% (persen). Kemudian disusul oleh laju pertumbuhan telekomunikasi dan kesehatan mencapai 10% (persen). Sektor telekomunikasi dan utilities ini didorong oleh subsektor komunikasi terkait dengan faktor penjualan data dan internet yang tinggi, di samping makin banyaknya produksi alat komunikasi baru berupa ponsel, smartphone, PC tablet, dan perangkat telekomunikasi lainnya. Pertumbuhan sektor ini juga didorong oleh subsektor pengangkutan yang meningkat, baik dalam rangka menunjang distribusi barang untuk kegiatan ekspor dan impor, maupun aktivitas ekonomi lainnya.
3.      Analisis Fundamental Mikro Perusahaan
3.a. Profil
Didirikan pada tahun 1975, PT Multipolar Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa sistem terpadu. Termasuk impor, perdagangan, distribusi, dan jasa perawatan komputer dan produk terkait lainnya seperti jasa penyewaan peralatan komputer, jasa konsultasi dibidang manajemen dan teknologi informatika serta bertindak sebagai mitra dagang IBM.
Multipolar merupakan perusahaan industri teknologi (IT) yang pertama di Indonesia yang tercatat di Jakarta Stock Exchange dan Surabaya Stock Exchange, dan mendapatkan sertifikat ISO 9001 dalam perangkat keras, perangkat lunak, dan pelayanan yang profesional.
Gambar 1.5 Logo Perusahaan Multipolar

3.b Fundamental Perusahaan
Pertumbuhan Trend industri di bidang TI memainkan peranan penting bagi perkembangan ekonomi nasional. Prospek industri TI di Indonesia masih akan didominasi oleh kebutuhan akan infrastruktur seperti data center, piranti keras dan jaringan terlebih untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 (AFTA). Permintaan pasar mengenai solusi bisnis seperti data analytics dan solusi lainnya untuk meningkatkan efisiensi bisnis juga akan terus bertumbuh. Hal inilah yang mendorong prospek pada sektor industri TI dan telekomunikasi juga didorong oleh banyaknya perusahaan di Indonesia yang semakin sadar untuk melakukan transformasi bisnis dari yang sebelumnya padat karya/modal menjadi basis teknologi. Hal ini mendorong permintaan terhadap perusahaan penyedia layanan TI yang cenderung mengikuti peningkatannya.
Aspek kualitatif yang penting adalah:
a.       Sejarah performa secara jangka panjang. 
Tabel 1.9 Data Pertumbuhan Penjualan Multipolar (Dalam Milyar)
2009
2010
2011
2012
2013
Nilai Penjualan (Rp)
10.885,69
9.537,67
10.332,84
12.643
14.672
Nilai Aset (Rp) 
11.868,37
14.016,68
14.314,71
14.088
20.254
(Seizing Opportunities, 2014),(KPPU.go.id, 2013)
Performa dari perusahaan ditunjukan dari tabel 1.9 diatas dimana pertumbuhan penjualan perusahaan periode 2010 mengalami penurunan sebesar 12% (persen) kemudian tahun 2011 naik sebesar 8% (persen), lalu tahun 2012 naik sebesar 22% (persen) dan tahun 2013 turun menjadi 16% (persen), penurunan di tahun 2010 yaitu Divestasi PT Matahari Department Store (MDS) dengan nilai total transaksi Rp 7,2 triliun dan Akuisisi Robbinz Department Store China (Multipolar.go.id, 2013) dan di tahun 2013 disebabkan penambahan aset tetap tersebut terutama disebabkan oleh pembelian 8 (delapan) unit kantor (termasuk tanah) senilai Rp22,4 miliar, dan peralatan kantor senilai Rp17,9 miliar (Multipolar.com, 2013).
  1. Kompetisi.
Perusahaan Multipolar memiliki kompetitor dengan emiten sejenis yakni Grup Astra PT Astra Graphia Tbk 17,45x dan sebelum PT Metrodata Electronics Tbk berdasarkan PER 6,96x. terdapat pesaing baru yang posisi pasarnya perlu dipertimbangkan dengan alasan memiliki valuasi signifikan yakni PT Dyviacom Intrabumi Tbk (tercatat memiliki PER 623,57x) dan PT Limas Centric Indonesia Tbk (tercatat memiliki PER 8,35x). (Multipolar, 2014). Dilihat dari segi posisi tawar PT Multipolar, PT. Multipolar Corp Tbk, kerjasama waralaba dengan Wal Mart Stores Inc., USA. Gerai Walmart yang pertama dibuka di Lippo Karawaci – Tangerang (KPPU.go.id, 2013).
  1. Pengaruh Pemerintah.
Peraturan dan kebijakan pemerintah bisa sangat signifikan mempengaruhi industri. Pada perusahaan Multipolar komisi pengawas persaingan usaha nomor a11612 tentang pengambilalihan saham perusahaan PT Tecnoves International oleh PT Multipolar Technology. Pengambil alihan saham ini diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2010 tentang Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (PP No.57 Tahun 2010). Pada tanggal 22 Juni 2012 Komisi Pengawas Persaingan Usaha (Komisi) telah menerima Pemberitahuan dari PT Multipolar Technology atas Pengambilalihan Saham Perusahaan PT Tecnoves International oleh PT Multipolar Technology. Sehingga Nilai aset gabungan hasil Pengambilalihan Saham antara PT Multipolar Technology dan PT Tecnoves International adalah sebesar Rp. 14.314.766.889.264,- (Empat Belas Triliun Tiga Ratus Empat Belas Miliar Tujuh Ratus Enam Puluh Enam Juta Delapan Ratus Delapan Puluh Sembilan Ribu Dua Ratus Enam Puluh Empat Rupiah), dan nilai penjualan gabungan hasil Pengambilalihan Saham antara PT Multipolar Technology dan PT Tecnoves International adalah sebesar Rp. 10.332.842.000.000,- (Sepuluh Triliun Tiga Ratus Tiga Puluh Dua Miliar Delapan Ratus Empat Puluh Dua Juta Rupiah).
(KPPU.go.id, 2013)

3.b. Rasio
Gambar 1.6 Ikhtisar Keuangan
Berdasarkan data laporan keuangan (Gambar 1.6) diatas maka dapat di peroleh perhitungan atas rasionya sebagai berikut:
Tabel 1.10 Perhitungan Rasio
Uraian
2013
2012
2011
Laba bersih terhadap Aset (%)
4%
3%
0%
Laba bersih terhadap Ekuitas (%)
12%
15%
2%
Laba bersih terhadap Penjualan Bersih dan Pendapatan Jasa (%)
4%
2%
0%
Rasio Lancar (X)
1,29
1,05 
1,00
Liabilitas terhadap Ekuitas (X)
 1,81
4,17
4,32
Liabilitas terhadap Aset (X)
0,64
0,81 
0,81

Dari tabel 1.10 Perhitungan Rasio, rasio yang diukur pertama adalah prosentase laba bersih terhadap asset (ROI), prosentase laba bersih terhadap ekuitas (ROE), prosentase laba bersih terhadap penjualan bersih dan pendapatan jasa (NPM), rasio lancar, liabilitas terhadap ekuitas (DER), dan liabilitas terhadap asset (DTAR).
1.      Rasio ROI dari tahun 2011 sampai 2013 ROI meningkat artinya menggambarkan semakin baik perkembangan perusahaan dalam mengelola asset yang dimilikinya. Pertumbuhan ROI sebesar 2% (persen)/tahun.
2.      Rasio ROE dari tahun 2011 sampai 2012 ROE meningkat artinya menggambarkan semakin baik perkembangan perusahaan dalam mengelola ekuitas yang dimilikinya semakin optimal maka hal ini akan mepengaruhi kenaikan harga. Pertumbuhan ROE ditahun 2013 mengalami penurunan di indikasikan harga turun.
3.      Rasio NPM dari tahun 2011 sampai 2013 NPM meningkat artinya menggambarkan semakin baik perusahaan semakin efisien. Pertumbuhan NPM naik sebesar 2% (persen) setahun
4.      Rasio DER merupakan perbandingan total hutang perusahaan dengan modal sendiri, dimana di tahun  2013 DER sebesar 1,81 artinya menunjukkan bahwa perputaran modal untuk melunasi hutang sebesar 1,81 kali dalam setahun
5.      Rasio DTAR merupakan perputaran persedian 0,64 kali dalam setahun, di tahun 2013. Semakin tinggi semakin efektif.
3.c  P/E Ratio
P/E ratio yang rendah akan menarik investor dari negara lain untuk masuk berinvestasi di pasar saham negara tersebut.  Masuknya investor asing akan mendorong pasar saham bergairah dan menyebabkan harga saham cenderung naik.
Tabel 1.11 Ringkasan P/E Ratio 2011 - 2014
Keterangan
2011
2012
2013
2014
Stock Price
96
167
1.717
204
EPS*
9.5
16.6
170.6
20.3
PER (X)
15.8
13.0
2.1*
22.2*
Pertumbuhan EPS (dalam persen) tahun 2011 sebesar 73,5% dari 98.5% kemudian tahun 2013 sebesar 931,0, dan tahun 2014 sebesar minus 88,1%.  
  1. ANALISIS TEKNIKAL
Analisis teknikal merupakan peramalan arah pergerakan harga saham berdasarkan indikator-indikator teknis dan data-data yang ada di pasar. Indikator-indikator teknis ini kemudian mencerminkan tren arah pergerakan harga saham dan/atau menunjukkan gambaran harga suatu saham.  Dari analisis teknis tersebut investor memiliki petunjuk kapan harus masuk ke market (membeli) dan kapan keluar (menjual).
Tabel 1.12 Chart MLPL (sumber: reuters.com)
Periode Waktu
Jan 2014 s/d Juni 2014 (enam bulan)
Bentuk
Candlestick red/green
Skala
Linear
Indikator
MACD, Fast Stochastics, RSI
Metode
Simple Moving Average (SMA)
Moving Average (MA)
Exponential Moving Average (EMA)
Weighted Moving Average (WMA)

Pengambilan chart Multipolar diakses pada tanggal 21 Juni 2014, melalui reuters.com dimana periode waktu yang cocok untuk menganalisa teknikal grafik adalah pembatasan periode selama enam bulan terakhir (January 2014 s/d Juni 2014), bentuk pola chart adalah candlestick red/green (warna pola batang) dan berskala linear, indikator yang digunakan adalah MACD, Fast Stochastics, RSI fungsinya sebagai penanda / peringatan / konfirmasi / Prediksi. MACD dan Moving Average ini cenderung mengikuti pergerakan harga saham. Sedangkan RSI fungsinya sebagai indikator untuk menghitung perbandingan antara daya tarik kenaikan dan penurunan tren berdasarkan pada posisi harga penutupan. Metode yang dipakai untuk mengukur adalah Simple Moving Average (SMA), Weighted Moving Average (WMA), Exponential Moving Average (EMA), Moving Average (MA).
  
Gambar 1.7 Chart MLPL
Chart Multipolar dalam Gambar 1.7 merupakan Chart periode enam bulan yang polanya berdasarkan pergerakan saham setiap hari. Chart tersebut telah ditandai (dalam lingkaran merah) merupakan suatu peringatan prediksi pergerakan harga saham dan akan dijelaskan sesuai urutan nomor. Penjelasan mengenai tanda tersebut akan dijelaskan dalam tabel 1.13 dibawah ini.
Tabel 1.13 Penjelasan Chart gambar 1.7
GAMBAR NO.
PENJELASAN
1
Pertengahan Januari candlestick membentuk trendline uptrend (trend naik) hal ini mencerminkan harga saham menngkat, dimana terjadi penguatan minat beli.
2
Pembentukan pola triangle segitiga (terbentuk dari dua garis yang ujungnya menyempit ) biasanya dalam jangka waktu tiga bulan (dalam grafik dimulai dari Febuari sampai April), triangle ini menunjukan pertarungan antar pembeli dan penjual dengan jenis flat top dengan bull trap idealnya nilai paling minimum adalah tiga point dari tiap sisi lekukan triangle tersebut.
3
Merupakan channel line yang membentuk bullish price channel dengan slope positif naik pada bulan April sampai dengan awal Juni, artinya pemain pasar memiliki kesempatan untuk memperoleh gain dengan membeli dan menunggu sampai pada uptrend dengan minat jual dimana penekanan harga menembus batasan garis uptrend dari bawah yang terjadi pada pertengahan Juni.
4
Garis melengkung berwarna merah ini menunjukkan pola yang disebut dengan rounding tops yang artinya mencerminkan perubahan dari posisi bullish ke bearish atau trend menurun
5
Candlestick menunjukkan garis telah menembus titik support pada harga 700  dimana tingkat harga yang dianggap terlalu mahal sehingga harganya berbalik turun.
6
Menggambarkan volume perdagangan tinggi artinya perdagangan aktif pada bulan April dimana hal ini kemudian mendorong kenaikan trend (up trend)
7
Hal yang sama terjadi di bulan Juni yang menggambarkan volume perdagangan kembali meningkat setelah akhir bulan Mei, artinya kenaikan trend (up trend)
8
Dalam kolom grafik MACD line terdapat dua garis yakni garis pertama berwarna kuning menunjukkan garis MACD cepat menggambarkan perbedaan antara rata - rata bergerak harga jangka pendek dengan jangka panjang, sedangkan garis yang kedua berwarna berwarna ungu adalah garis MACD lambat yaitu rata - rata bergerak dari garis MACD cepat. MACD ini digunakan untuk menentukan sinyal membeli atau menjual saham atau mendeteksi perubahan trend.  Dalam MACD disini menunjukkan sinyal membeli dimana garis MACD cepat memotong garis MACD lambat dari bawah ke atas (pada bulan April).
9
Hal yang sama terjadi di bulan Mei menggambarkan sinyal beli dimana gari MACD cepat memotong garis MACD lambat dari bawah keatas, dikaitkan dengan volume perdagangan sedang aktif pada bulan Mei tersebut.
10
Pada bulan Juni MACD line menggambarkan sinyal jual ditandai dengan munculnya garis MACD cepat memotong garis MACD lambat dari atas kebawah. Terkait dengan trend yang di tunjukan candlestick yang berwarna merah menunjukan harga akan mengalami penurunan dan yang sedang mengalami trend turun (downtrend).
11
Pada grafik MACD line menunjukkan posisi berada jauh dibawah nol hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar sinyal yang diberikan.
12
Beberapa sinyal terbaik terjadi saat oscillator bergerak dari wilayah jenuh beli (titik tertinggi melakukan penjualan) kembali ke bawah level 80 dan dari wilayah jenuh jual (titik terendah melakukan pembelian) kembali ke atas level 20. Sinyal beli dan jual dapat juga diperoleh saat %K cepat (Garis warna biru gelap) memotong di atas atau di bawah %D cepat (garis warna orange). Terjadinya suatu divergensi negatif yang melebar dan ke-mudian memotong di bawah level 80. Hal ini biasanya memerlukan turunan dobel di bawah level 80 terlebih dulu, dan tukikan ketiga akan menghasilkan sinyal jual di akhir bulan febuari (terjadi di titik perpotongan Nomor 12).
13
Sinyal beli, terjadi saat divergensi positif yang melebar setelah indikator bergerak di bawah level 20. Hal ini biasanya menuntut trader untuk mengabaikan penembusan pertama di atas level 20. Setelah divergensi positif terbentuk, penembusan kedua di atas level 20 akan mengkonfirmasi divergensi dan sinyal beli diberikan seperti yang ditunjukan pada titik grafik nomor 13 pada pertengahan bulan maret.
14
Divergensi Negatif diikuti oleh gerak turun di bawah 0,80 dapat dindikasikan sebagai tindakan sinyal jual pada awal bulan April.
15
Beberapa trader memperhatikan gerakan di atas atau di bawah level 0,50 (dalam garis tengah) untuk mengkonfirmasi sinyal dan mengurangi kerancuan. Suatu pergerakan dari area jenuh jual ke atas level 0,50 dapat memunculkan sinyal beli dan akan tetap berada di posisinya sampai terjadi penurunan di bawah 0,50. Sebaliknya, suatu pergerakan dari area jenuh beli ke bawah level 0,50 akan dapat bertindak sebagai sinyal jual. Pada titik grafik nomor 15 yang terjadi adalah suatu pergerakan dari area jenuh beli ke bawah level 0,50 akan dapat bertindak sebagai sinyal jual.
16
Suatu gerak cepat ke bawah 0,20 dapat mengindikasikan permulaan tren turun yang kuat. Gerakan tersebut dipertimbangkan sebagai sinyal sangat kuat, dan gerakan ke arah 0 adalah sangat lemah. Titik pada grafik Nomor 16 menandakan pergerakan trend turun kearah 0 berarti sinyal pembalikan diberikan (konfirmasi sinyal beli).
17
RSI disini dipakai untuk membandingkan besarnya keuntungan dengan besarnya kerugian selama periode waktu tertentu. Titik rendah baru dalam periodenya, Stochastic RSI akan berada pada nilai 0. Ketika RSI mencatat titik tinggi baru dalam periodenya, Stochastic RSI akan berada pada nilai 100. Trend sedang dalam posisi naik, sinyal beli akan dimunculkan saat Stochastic RSI bergerak maju dari area jenuh jual (di bawah 0,20) ke atas dari 0,20. Area jenuh jual bergerak ke atas level 0,50 sebelum menutup posisi jualnya. Hal ini akan mengeliminasi kerancuan grafik yang terjadi di pertengahan bulan Januri sampai Febuari.
18
Pada saat perpotongan terjadi level 0,50 (dalam garis tengah) untuk mengkonfirmasi sinyal dan mengurangi kerancuan pergerakan dari area jenuh beli ke bawah level 0,50 akan dapat bertindak sebagai sinyal jual yang akan tetap di posisinya sampai pada pola pembalikan di atas 0,50 terjadi di akhir bulan Maret
19
Sinyal jual bulan April tidak dikenali karena di sana terdapat kemungkinan perubahan trend. Sepanjang serial titik rendah di bawah dan titik tinggi di atas masih berlanjut, trend naik tetap utuh.
20
Pada bulan pertengahan Juni pergerakan dari batas 40 yang diikuti pergerakan pergantian arah yang diprediksi akan menaik atau sebagai titik balik. 
            Keterangan:
  • Candlestick merupakan grafik perubahan harga, candlestick berwarna merupakan simbol pergerakan akan turun,  dan candlestick yang tidak berwarna merupakan tanda pergerakkan naik.
  • Uptrend pertanda waktunya membeli, garis kecendrungan trend bergerak naik.
  • Downtrend pertanda waktunya menjual, garis kecendrungan trend bergerak turun.
  • Jika harga naik maka volume perdagangan naik market pasar kuat (contoh di tunjukan pada nomor 3 dan nomor 4 sebagai trend naik dan volume perdagangan meningkat di tunjukan nomor 6).
  • Jika harga naik maka volume turun maka peringatan / mau berubah dengan volume menurun maka tidak satupun yang membeli (contoh terjadi di bulan Mei dalam chart).
  • Jika harga turun maka volume turun maka hal ini menjadi warning sign (peringatan).
  • Bearish merupakan pergerakan harga saham mengalami penurunan.
  • Bullish merupakan pergerakan harga saham yang mengalami peningkatan (kenaikan).
  • Posisi SMA(garis warna hijau pada chart candlestick) > dari data aktual merupakan sinyal Bearish yang artinya trend turun dan sebaliknya Posisi SMA < dari data aktual merupakan sinyal bullish yang artinya trend naik (Trend naik ditunjukan pada chart nomor 3).
  • Posisi WMA (garis warna ungu gelap pada chart candlestick) < dari data aktual merupakan sinyal bullish yang artinya trend naik (Trend naik ditunjukan pada chart nomor 3) dan sebaliknya Posisi SMA (garis warna ungu gelap pada chart candlestick) > dari data aktual merupakan sinyal Bearish yang artinya trend turun.
  • Posisi EMA (garis warna biru terang pada chart candlestick) > dari data aktual merupakan sinyal Bearish yang artinya trend turun dan sebaliknya Posisi EMA < dari data aktual merupakan sinyal bullish yang artinya trend naik (Trend naik ditunjukan pada chart nomor 3).
  1. RUMOR
Pelaku pasar di pasar saham Indonesia juga sering berspekulasi berdasarkan rumor/isu.  Misalnya ada rumor saham tertentu harganya akan naik, maka investor mulai berspekulasi membeli saham tersebut dengan harapan pasar merespon positif sehingga harga saham tersebut benar-benar naik.
1.      Berdasarkan laporan keuangan perusahaan per 31 Desember 2013, tercatat bahwa MLPL memberikan  laba bersih konsolidasi tahun berjalan senilai Rp1.645,91 milyar dibandingkan per 31 Desember 2012 sejumlah Rp166,58 milyar. PT Multipolar Tbk. (MLPL) mencatatkan perubahan aset konsolidasinya mencapai 43,77% (persen) menjadi Rp20,25 triliun atau naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak Rp14,08 triliun. Teknikal, MLPL maih berada dalam tren yang positif dimana harga masih menguat perlahan. Indikator MACD tunjukan golden cross, stochastic juga menunjukan golden cross, sementara RSI tunjukan penguatan dengan dukungan dari indikator, MLPL diperkirakan masih mampu untuk meneruskan penguatan ke level resistance pada 450, dan jika harga sukses ditutup menembus level resistance ini maka MLPL akan kembali dalam tren pergerakan yang positif. 
2.      Banyaknya perusahaan yang melakukan transformasi bisnis dengan memanfaatkan teknologi informasi (TI) membuat PT Multipolar Technology Tbk optimistis rencananya melepas penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) akan berjalan mulus. Anak usaha Lippo dengan kode emiten MLPT akan melepas kepemilikan sahamnya sebesar 20% dari modal disetor atau sekitar 375 juta lembar saham dengan dana yang akan diraih sekitar Rp159,37 miliar hingga Rp187,5 miliar. Pada masa penawaran kisaran Rp 425-Rp500 per lembar.
3.      Dalam pelaksanaan IPO tersebut, Multipolar menunjuk PT Ciptadana Securities sebagai penjamin pelaksana emisi (underwriter), dengan proses penetapan harga yang dimulai 17 Juni 2013-21 Juni 2013. Direktur Keuangan Multipolar Hanny Untar mengatakan dana hasil IPO yang akan diperoleh perusahaan sebesar 28% atau sekitar Rp 52,36 miliar akan dialokasikan untuk belanja modal dalam kurun waktu 2013-2014 yaitu pengembangan usaha, antara lain pembelian gedung, inventaris kantor, dan aset seperti peralatan TI. Sebesar Rp 46,5 miliar dialokasikan untuk membayar utang kepada pemegang saham, yaitu PT Multipolar Tbk yang akan jatuh tempo 30 Desember 2013. Pelaksanaan IPO, diproyeksikan mencapai Rp 1,64 triliun, naik dari tahun 2012 sebesar Rp 1,34 triliun.
4.      Anak usaha Group Lippo, PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), melakukan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offer/IPO). Dari IPO ini Multipolar meraih dana Rp180 miliar dari 375 juta unit saham. Pada pembukaan pagi ini, saham Multipolar Technology langsung mencatat kenaikan Rp240 dari penawaran awal sebesar Rp480. Multipolar mencatat level tertinggi pada Rp720 dan level terendahnya pada Rp600. Meskipun perekonomian Indonesia mengalami penurunan, akan tetapi perusahaan IT mempunyai potensi yang cukup besar. Berdasarkan laporan keuangan akhir 2012, MLPT memiliki aset Rp1 triliun dengan rincian total liabilitas Rp809,93 miliar dan ekuitas Rp194,31 miliar. Pendapatan MLPT di akhir 2012 sebesar Rp1,33 triliun dengan laba kotor Rp139,46 miliar. Laba bersihnya tercatat sebesar Rp30,24 miliar dan kas dan setara kas Rp178,72 miliar.
5.      Kinerja Multipolar juga bakal terangkat oleh pertumbuhan bisnis ritel modern Indonesia dan Tiongkok. Pada 2012, bisnis ritel Indonesia dan Tiongkok diperkirakan tumbuh masing-masing sebesar 15% dan 12%. Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Achmad Kurniawan menyatakan, Multipolar membeli bisnis hiburan keluarga (Time Zone), kesehatan (Boston HBC), dan buku (Books & Beyond) dari Matahari. Multipolar merambah bisnis ritel melalui dua anak usahanya, Matahari dan Robbinz Department Store (RDS). Matahari merupakan salah satu pemain kunci di industri ritel domestik, sedangkan RDS adalah perusahaan ritel Tiongkok yang tengah gencar berekspansi. Di bisnis TI, perseroan masuk melalui sejumlah anak usaha. Salah satunya adalah PT Multipolar Technology. Perseroan juga merambah bisnis bank, dengan membeli 10,5% saham PT Bank National Nobu (Bank Nobu) pada Mei 2012. Di Indonesia, perseroan melalui Matahari mengoperasikan 63 Hypermart, 24 Foodmart, dan 63 Boston HBC per November 2012. Sedangkan di Tiongkok, perseroan telah membuka enam toko, terdiri atas dua Hypermart di Tianjin dan Suzhou dan 4 department stores di Tianjin, Chengdu, Yangzhou, dan Suzhou. Dari sekian banyak bisnis yang digeluti, bisnis ritel termasuk dalam penggerak pertumbuhan Multipolar. Per September 2012, pertumbuhan bisnis ritel mencapai 23,8%. Sedangkan bisnis TI, jasa administrasi saham dan bisnis lainnya turun 1,16% dan 11,54%. Industri ritel modern nasional masih memiliki ruang yang luas untuk bertumbuh, alasannya karena ekonomi nasional digerakkan oleh konsumsi masyarakat, yang berkontribusi 57,5% terhadap pertumbuhan pendapatan domestik bruto (PDB). Ditunjang dengan populasi penduduk Indonesia yang cukup besar, yakni mencapai 257 juta orang. Ekspektasi pendapatan perkapita sebesar US$ 4 ribu lebih pada 2012 juga menjadi sentiment positif. Faktor lain yang berpengaruh adalah bonus demografis. Sekitar 66% penduduk berada dalam usia produktif, yaitu antara 15-64 tahun. Di samping itu, sebanyak 40% penduduk merupakan golongan menengah yang saat ini menikmati kenaikan kesejahteraan. Tahun lalu, Achmad menyatakan, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memprediksi penjualan ritel modern naik 15% menjadi Rp 138 triliun. Sebanyak 40% dibukukan pada paruh pertama dan 60% pada paruh kedua. Industri ritel di Tiongkok hingga Oktober 2012 tumbuh 12%.
PDB yang tetap tumbuh positif sebesar 7,4% selama 10 bulan 2012, ditambah banyaknya konsumen usia muda dan merupakan golongan kelas menengah, industri ritel negara itu akan terus tumbuh. Matahari pun bergerak cepat untuk mengantisipasi pertumbuhan bisnis ritel. Ekspansi gerai ritel menjadi kekuatan utama. Perseroan Matahari akan menambah sekitar 20 gerai baru Hypermart pada 2013. Nilai investasi per gerai mencapai Rp 40 miliar, sehingga total investasi sekitar Rp 800 miliar. Fokus untuk mengembangkan Hypermart dengan mengincar pertumbuhan penjualan minimal 25% per tahun. Perseroan akan mengombinasikan dana internal dan pinjaman bank untuk mendanai ekspansi. Selama ini, peranan Hypermart sangat vital terhadap Matahari, karena kontribusinya mencapai 94%. Berkat Hypermart, Matahari mampu membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 15% menjadi Rp 9,3 triliun pada 2011. Pefindo memperkirakan pendapatan Multipolar mencapai Rp 13,3 triliun pada 2012, naik 28,6% dibandingkan 2011 Rp 10,3 triliun. Selama 2011-2016, rata-rata pertumbuhan per tahun (CAGR) pendapatan diperkirakan mencapai 23,9%. Penetapkan target harga saham Multipolar berkode MLPL berkisar Rp  350-370. Dalam perdagangan kemarin, saham MLPL naik Rp 5 (2,4%) ke level Rp 210. Kepala Riset Trust Securities (Reza Priyambada) mengungkapkan secara teknikal, saham MLPL sedang dalam tren turun dengan target support Rp 195.
6.      PT Multipolar Tbk (MLPL) melalui anak perusahaan, Pacific Emerald pada 25 Juli 2013 dilaporkan telah menerbitkan Obligasi senilai US$200 juta yang ekuivalen dengan Rupiah senilai 1,989 trilyun. Manejemen Multipolar dalam keterbukaan informasi mengungkapkan bahwa, obligasi yang jatuh tempo 25 Juli 2018 itu dicatatkan dan diperdagangkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST). Tingkat suku bunga yang ditawarkan atas obligasi tersebut sebesar 9,75 persen per tahun dimana pembayaran bunga dilakuan setiap enam bulan. Dana hasil emisi obligasi ini akan digunakan untuk mebayar sisa utang pokok senilai US$165 juta kepada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA). Selain itu dana hasil emisi obligasi juga akan digunakan untuk membiayai debt service reserve account yang dibuka terkait dengan kewajiban pembayaran bunga enam bulanan dan sisanya untuk tujuan umum. Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting mengemukakan update analisa teknikal terhadap saham Multipolar Tbk atau MLPL yang menunjukkan bahwa perdagangan saham tertanggal 30/07/2013 ditutup pada nilai Rp. 540/lembar saham, menunjukkan adanya pergerakan sekitar Rp. 0/ lembar saham atau sekitar 0% dari nilai pada perdagangan di hari sebelumnya. Adapun rentang pergerakan normal secara mingguan pada saham ini diperkirakan berada pada Rp.480 untuk level support mingguan dan Rp. 640 untuk level resistance mingguan.
7.      Grup Djarum berencana mengambil alih 58% saham PT Multipolar Tbk (MLPL). Harga pembelian yang disepakati Rp 510 per saham. Tidak diketahui siapa pihak yang akan menjual saham MLPL. Perwakilan Grup Djarum sedang melakukan negosiasi dengan pemilik Grup Lippo. Terdapat kabar MLPL akan menjadi penghuni Morgan Stanley Composite International (MSCI) untuk kelompok saham berkapitalisasi kecil (small cap) pada November 2013 ini. 
Gambar 1.8 MLPL Chart
MLPL-11-02-23

Merujuk artikel yang termuat yakni ‘MLPL Kehilangan Momentum Penguatan, Sell on Strength‘. Ekspektasi deviden yang tinggi menjadikan harga saham ini melambung, tetapi saham ini kehilangan momentum penguatan dan menembus support di 285 – 290, penembusan support berpotensi membawa MLPL menuju 225.
8.      Pada perdagangan Jumat (6/12/2013) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 36,11 poin (0,86%) ke posisi 4.180,788. Intraday terendah 4.161,023 dan tertinggi 4.204,377. Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan net sell dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net sell. Price action akan menentukan pergerakan harga dalam penguatan. Berhasil ditutupnya gap di level 4.191 akan menjadi penopang bagi penguatan harga. Kesempatan momentum penguatan pada IHSG dengan melakukan akumulasi pembelian pada saham-saham pilihan Astronacci.
  1. PT Multipolar Tbk (MLPL) menganggarkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) sekira Rp1,4 triliun-Rp1,5 triliun pada tahun ini. Adapun dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan Perusahaan. Direktur Keuangan MLPL Reynold P Ongdi, menjelaskan dana tersebut akan digunakan untuk mengembangkan usaha perseroan, yaitu pembangunan 20 gerai Hypermart dengan biaya sekira Rp600 miliar hingga Rp650 miliar. Perseroan akan memfokuskan melebarkan sayap untuk wilayah Indonesia Timur. Pembangunan 20 gerai tersebut akan difokuskan pada wilayah Timur, sedangkan sisa dana belanja modal tersebut akan diinvestasikan ke PT Multipolar Technology sebagai bagian dari pengembangan perseroan.
10.  PT Multipolar Tbk (MLPL) merealisasikan pembagian keuntungan (dividen) sebesar Rp 10,06 miliar untuk tahun buku 2012 atau setara Rp 1 per saham (angka ini merupakan 35 persen dari laba tahun 2012). Presiden Direktur MLPL (Eddy Handoko) mengatakan pembagian dividen ini akan terealisasi pada pertengahan Mei mendatang atau paling lambat 4 Juni 2013. Laba bersih tercatat sebesar Rp 166,6 miliar, termasuk laba yang diatribusikan kepada kepentingan non pengendali. Pembagian dividen ini menunjukkan bahwa perseroan memantapkan portofolio yang sudah ada dan mengembangkan portofolio bisnis baru guna mengkapitalisasi investasi perseroan. Di dalam RUPST dilaporkan pencatatan total penjualan konsolidasi tahun 2012 yang naik 22,4 persen menjadi Rp 12,6 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 10,3 triliun. Peningkatan penjualan perseroan tahun 2012 turut disumbang dari anak usaha utama Multipolar sektor ritel, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA). Andalan Multipolar, Matahari Department Store (MDS) dengan penambahan 13 outlet baru di tahun 2012 turut membantu pertumbuhan penjualan sebesar 19% (persen) sehingga MDS memiliki jaringan 116 outlet di 50 kota di seluruh Indonesia. Pembukaan 17 outlet baru di tahun 2012 juga turut menopang penjualan perseroan. MPPA telah mempunyai 80 Hypermart, 29 Foodmart dan 78 Boston Pharmacy di 49 kota di Indonesia dengan pertumbuhan penjualan 23 persen. Sehingga laba bersih Multipolar tahun 2012 naik menjadi Rp 166,6 miliar atau 73% (persen) dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 96,04 miliar. RUPST kali ini juga memutuskan pengangkatan satu komisaris dan tiga direksi perseroan. Adapun perubahan tersebut dengan diangkatnya Viven G. Setiabudi sebagai komisaris, Bunjamin J Mailool sebagai wakil presiden direktur, Lina H Latif sebagai direktur dan Richard H Setiadi sebagi Direktur.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1.      Perkembangan aktivitas Bursa Efek Jakarta dari tahun 1985 hingga tahun 2012 bisa dilihat pada tabel 1.1 dimana pasar modal indonesia bertumbuh dengan bertambahnya perusahaan yang listing di BEI sebanyak 459 perusahaan.
2.      PT Multipolar Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa sistem terpadu. Termasuk impor, perdagangan, distribusi, dan jasa perawatan komputer dan produk terkait, dan merupakan perusahaan industri teknologi (IT) yang pertama di Indonesia yang tercatat di Jakarta Stock Exchange dan Surabaya Stock Exchange dalam perangkat keras, perangkat lunak, dan pelayanan yang profesional yang memiliki :
 Data Pertumbuhan Penjualan Multipolar (Dalam Milyar)
2009
2010
2011
2012
2013
Nilai Penjualan (Rp)
10.885,69
9.537,67
10.332,84
12.643
14.672
Nilai Aset (Rp) 
11.868,37
14.016,68
14.314,71
14.088
20.254
3.      Dari data yang diperoleh analisis fundamental yang dilakukan dapat dilihat melalui analisis ekonomi secara makro, analisis rasio, dan pendapat para ahli.
4.      Dari data yang diperoleh analisis Teknikal yang dilakukan dengan melihat index  gabungan dan gambar grafik yang diperoleh dari reuters.com untuk diamati pergerakan harga sahamnya.
5.      Secara garis besar saham multipolar ini memiliki trend naik (uptrend) namun Pada  pertengahan bulan Juni pergerakan trend menurun ditandai dengan candlestick berwarna merah dan MACD yang menjauhi batas 0 yang diikuti pergerakan fast stochastick sebagai tanda pergantian arah yang diprediksi akan menaik atau sebagai titik balik. 
B. Saran
Dari hasil analisis di atas saham multipolar maka saat ini terdapat sinyal beli saham dimana harga saham ditunjukan pada posisi overbought area pada grafik MACD line, dan fast stochastick harga saham pada dan dimana setelah membeli trader menunggu untuk menjual kembali karena terdapat tanda pergantian arah yang diprediksi akan menaik atau sebagai titik balik pada chart RSI. 

DAFTAR PUSTAKA


Bayuarda Properties Prediksi Perekonomian Global di tahun 2014. (2011). Retrieved Juni
Jumat, 2014, from Bayuarda Properties blog: http://bayuarda.blogspot.com/2013/12/prediksi-perekonomian-global-di-tahun.html

Kalkulator Kurs Bank Sentral Republik Indonesia. (2013). Retrieved Juni Jumat, 2014, from
Bank Indonesia: http://www.bi.go.id/id/moneter/kalkulator-kurs/Default.aspx

KPPU.go.id. (2013). Retrieved Juni Sabtu, 2014, from KPPU.go.id:

KPPU.go.id. (2013). Retrieved Juni Sabtu , 2014, from KPPU.go.id:
http://www.kppu.go.id/docs/Positioning_Paper/positioning_paper_ritel.pdf

Multipolar. (2014). Retrieved Juni Sabtu, 2014, from Market Bisnis.com:

Multipolar.com. (2013). Retrieved Juni Sabtu, 2014, from Multipolar.com:
http://www.multipolar.com/files/IR/4890AR%20Multipolar%20Technology%202013.pdf

Multipolar.go.id. (2013). Retrieved Juni Sabtu, 2014, from Multipolar: http://www.multipolar-
group.com/data/PDFAnnualReport/MultipolarAR2013_Final.pdf

Neraca co.id. (2014). Retrieved Juni Jumat, 2014, from Neraca co.id:
http://www.neraca.co.id/article/33791/Sulit-Capai-6-pada-2014

Pengamat prediksi pertumbuhan. (2012-2014). Retrieved Juni Jumat, 2014, from warta ekonomi:

Seizing Opportunities. (2014, April). Retrieved Juni Sabtu, 2014, from IDX.co.id:
http://www.idx.co.id/portals/0/staticdata/newsandannouncement/announcementstock/from_erep/201404/61bd117f33_18bdf5648f.pdf

Statistik Indonesia. (2012). Retrieved 06 13, 2014, from Badan Pusat Statistik:
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=03&notab=7




Tidak ada komentar:

 

SECRET !!!! Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea